Isnin, 24 Oktober 2011

Pengajaran Surah As-Soff


Oleh: Dr. Taufiq Ali



















Firman Allah swt:

“1.  Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.2.  Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?3.  Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.4.  Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.5.  Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, Mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu?" Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”. (As-Soff: 1-5)

Sebab turun ayat:

Daripada Abdullah bin Salam r.a berkata: Kami duduk bersama sekumpulan sahabat nabi saw. Kami berkata: “Jikalau kami tahu apakah amalan yang paling disukai Allah, tentu akan kami amalkan. Lalu Allah swt turunkan ayat: 1-4 Surah As-Soff sehingga akhir surah. Rasulullah saw membacakan ayat ini kepada kami. (Al-Hakim)


As-Soff di sini adalah kiasan tentang susunan yang teratur dan barisan tentera yang kemas dan penuh perancangan

Menurut Qatadah di dalam tafsirnya firman Allah swt:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” 

Katanya; “Adakah kamu tidak melihat pemilik sebuah bangunan, bagaimana ia tidak suka berlaku keretakan di dalam binaannya. Begitu juga Allah tidak menyukai sesuatu percanggahan dan perselisihan dalam urusan agamaNya. Allah mengajar tentang barisan muslimin di dalam peperangan mereka dan barisan di dalam solat mereka. Justeru kamu hendaklah menuruti perintah Allah untuk mencapai kejayaan dan kemenangan. (Ad-Dur Al-Manthur)

Jelasnya Allah swt menyukai barisan yang mengangkat panji agamaNya, menolong dakwahNya dan menyebarkan fikrahNya hendaklah menjadi satu binaan yang mana batu batanya saling tolong-menolong, kukuh-mengukuh dan pegang-memegang antara satu sama lain serta setiap batu bata menjalankan peranan dan fungsi masing-masing dan menutup kelompangannya. Ini kerana sesuatu binaan seluruhnya akan ranap sekiranya batu bata terpisah dan tercerai dari tempatnya sama ada terkehadapan atau terkebelakang..dan sekiranya batu bata tersebut terpisah dari pegangan batu bata di bawahnya atau di atasnya atau di sebelahnya.

 Sesungguhnya ianya adalah suatu gambaran tentang hakikat sebenar dan bukan semata-mata gambaran kosong..Gambaran tentang tabiat sebuah jamaah dan tabiat ikatan yang kukuh antara anggota di dalam sebuah jamaah..Iaitu ikatan perasaan, ikatan pergerakan di dalam system yang tersusun dan menuju kepada matlamat yang tersusun. (Fi Zilal)

 Justeru, sekiranya kita benar-benar cintakan Allah dan bersungguh-sungguh mengharapkan keredhaanNya, maka kita hendaklah mengutamakan kecintaanNya mengatasi kecintaan kita. Kecintaan wajib diutamakan. Mendahulukan kehendak kekasihmu mengatasi kehendakmu sendiri, mendahulukan apa yang disukai oleh kekasihmu mengatasi yang disukai oleh dirimu sendiri. Oleh itu, sekiranya Allah menyukai seorang hamba yang berperang dalam bentuk seperti yang dinyatakan, maka orang yang tidak mengutamakan apa yang disukai Allah mengatasi kesukaan dirinya sendiri, ia sebenarnya telah memisahkan diri dari mendapat kecintaan Allah. Orang yang tidak memperolehi kecintaan Allah, maka ia akan ditimpa kerugiaan dan kebinasaan yang lain. (Lataif al-Isyarat)   

Diwahyukan dengan ungkapan: “مَرْصُوصٌ  (yang tersusun) iaitu hubungan yang erat dan susunan yang kemas seakan-akan susunan demi susunan yang tidak ada ruang kosong atau kepincangan. Justeru, sesiapa yang mahukannya, maka sebarang perlakuannya hendaklah tiada percanggahan dengan apa yang dikatakannya. Susunan yang kemas adalah satu tanda kepada kesatuan hati dan niat di dalam penyerahan kepada Allah  dan penentangan terhadap orang yang menentang agamaNya. (Nuzum ad-Dirar) 

Demikianlah Allah menyukai hamba-hambaNya yang beriman yang bekerja dan berjuang ke atas agamaNya.  

 Di sini timbul satu persoalan: Apakah yang menyakitkan Nabi Musa yang dilakukan oleh kaumnya? Apakah kaitan menyebutkan perbuatan yang menyakitkan Nabi Musa selepas menyebutkan ayat kecintaan Allah kepada barisan yang tersusun?

Kaum Musa telah menyakiti baginda a.s –

Maksud kaum Musa menyakiti baginda a.s ialah tidak taat dan mengikuti perintah nabi Musa sepenuhnya. Hal ini seperti yang dikisahkan oleh Allah dalam firmanNya:

“21.  Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang Telah ditentukan Allah bagimu[409], dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.22.  Mereka berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah Perkasa, Sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya".23.  Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah Telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".24.  Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya kami Hanya duduk menanti disini saja". (Al-Maidah: 21-24) (At-Tahrir wa at-Tanwir)

Manakala sebab turun ayat yang menyebutkan perbuatan yang menyakitkan nabi Musa selepas ayat kecintaan Allah kepada orang-orang yang berperang pada jalanNya dalam barian yang terususun, adalah sebagai suatu peringatan kepada orang-orang beriman yang bekerja dan berjuang supaya tidak berlaku seperti yang pernah berlaku kepada kaum Musa yang tidak taat dan mengikuti perintah Mua sepenuhnya, dan perlakuan menyakiti pimpinan yang sah ialah suatu perbuatan yang tidak disukai dan diredhai Allah dan tidak layak dilakukan oleh orang-orang yang mencintai Allah dan mengutamakan keredhanNya seperti perbuatan ini.   

 Di sini timbul persoalan lain: Ungkapan soff (barisan) dan kesatuannya terdapat di dalam setengah hadith tentang peperangan.

Kita katakan: Sekiranya kita mengikuti ungkapan soff di dalam al-Quran, kita akan dapati ianya terdapat dalam lapangan menegakkan hujjah dan keterangan.

 Bukankah Firaun pernah berkata kepada ahli sihir:
64.  Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, Kemudian datanglah dengan berbaris. dan Sesungguhnya beruntunglah oran yang menang pada hari ini”. (Toha: 64)

Iaitu, berhimpunlah dan berkumpullah kamu untuk mempersembahkan sihirmu tanpa berselisih di antaramu, kemudian buatlah satu barisan dan campaklah apa yang ada di tanganmu sekali, pastilah semua mata akan terbeliak dan terpesona. Sihir kamu akan mengalahkan sihir Musa dan saudaranya. Jelas Firaun terlalu mengingini pada hari ini  untuk mencapai kemenangan. Namun beliau kalah dan tewas. (Tafsir Muyassar)  

Lalu pengikut dan pasukan tenteranya membuat barisan untuk memerangi orang yang bekerja dan berjuang untuk Islam seperti yang Allah wahyukan di dalam beberapa ayat lain.
Namun perbezaan antara barisan musuh yang berdendam ke atas Islam dan orang yang bekerja untuk Islam, dan barisan orang-orang yang beriman dan yang bekerja untuk Islam, bahawa barisan orang yang bekerja dengan Islam adalah saling kasih-mengasihi, sayang-menyayangi, bertolong-tolongan dan kukuh-mengukuhkan sepertimana ungkapan: “مَرْصُوصٌ” (yang tersusun).

Ya Allah, berilah kami kefahaman tentang agama dan ajarkanlah kami tentang al-Quran 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan